Melihat fenomena yang terjadi beberapa waktu terakhir, dimana terjadi kasus kekerasan pada anak oleh baby sitter-nya, semakin mengurangi kepercayaan orangtua terhadap orang lain untuk menjaga anak ya.
Tidak semua orang juga memiliki support system dari pihak keluarga yang bisa diandalkan. Pun juga tidak semua bisa mempercayakan anaknya dititip di daycare.
Namun, pilihan untuk Mama dan Ayah apabila keduanya bekerja tanpa ada support system dari keluarga lainnya seperti nenek, ya hanya dua, daycare atau menyewa baby sitter yang terpercaya.
Nah, sebelum memilih baby sitter yang bisa dipercaya, Mama dan Ayah memang harus melakukan pertimbangan yang cukup banyak.
Mengingat yang akan dititipkan adalah anak kita yang sangat disayangi dan berharga. Berikut ini, beberapa tips memilih baby sitter yang bisa dilakukan oleh Mama dan Ayah yang telah kami rangkum dari berbagai sumber.
BACA JUGA: Menitipkan Anak ke Daycare, Apa Plus Minusnya?
Rekomendasi dari Orang Terdekat
Hal yang masih lazim dilakukan dan memang biasanya paling baik adalah rekomendasi dari orang terdekat, baik itu orangtua, saudara di kampung maupun tetangga sendiri.
Biasanya sih orang rekomendasi ini adalah perempuan-perempuan yang memang belum bekerja dan dibawa dari kampungnya untuk bekerja menjadi asisten rumah tangga ataupun baby sitter.
Namun, tidak 100% rekomendasi ini berjalan baik juga sih. Ada beberapa kasus ART ataupun baby sitter yang kurang cocok dengan kita.
Maka dari itu, sebaiknya lakukan hal selanjutnya yaitu wawancara langsung untuk sedikit mengetahui pribadi orang yang akan Mama dan Ayah pekerjakan.
Periksa Kualitas Yayasan Penyalur
Selain rekomendasi dari orang terdekat, biasanya Mama dan Ayah juga membuat pilihan untuk mengambil baby sitter dari yayasan penyalur.
Karena yayasan penyalur yang baik memang biasanya memberi pelatihan terlebih dulu untuk para pekerja yang disalurkannya. Agar para pekerja bisa melakukan pekerjaannya secara profesional dan baik apabila sudah diterima.
Namun tidak sedikit juga yayasan yang “nakal”, memanfaatkan para pencari baby sitter untuk bolak balik mengambil ART atau baby sitter dari mereka. Tidak jarang baby sitter yang disalurkan 2 hingga 3 bulan kemudian tidak betah lalu keluar.
Selanjutnya yayasan penyalur tersebut akan mendapatkan uang lagi dari pencari baby sitter.
Jadi, sangat penting untuk mengecek kualitas yayasan penyalur apabila Mama dan Ayah memilih baby sitter melalui jalur ini ya.
Lakukan Wawancara
Setelah direkomendasikan, jangan ragu untuk bertemu langsung atau adakan wawancara terhadap calon baby sitter.
Dengan begitu Mama dan Ayah bisa menilai secara langsung bagaimana calon baby sitter yang dimaksud. Kalau diperlukan, bisa juga melakukan tes kepribadian sih ya.
Melalui wawancara, Mama dan Ayah juga bisa menilai, apakah pengasuh akan sejalan dengan nilai dan harapan yang dimiliki.
BACA JUGA: Menitipkan Anak ke Nenek dan Kakek, Apa Plus Minusnya?
Telusuri Rekam Jejak dan Keluarga
Selain wawancara, Mama dan Ayah juga bisa menanyakan pengalamannya dalam mengasuh anak
Tentang di mana sebelumnya pernah mengasuh anak, seberapa lama mengasuh anak tersebut, dan mengapa tidak melanjutkan pekerjaannya.
Bila memungkinkan, Mama dan Ayah juga bisa melakukan konfirmasi kepada atasan sebelumnya dengan mencari kontaknya. Karena informasi dari pengasuh perlu dicek kebenarannya juga.
Lakukan Uji Coba
Di Indonesia, mungkin ini belum menjadi sesuatu yang lazim dilakukan. Tapi tidak ada salahnya untuk menguji baby sitter atau pengasuh sekitar 1 atau 2 jam sebelum akhirnya memutuskan untuk menerimanya.
Biarkan pengasuh bersama anak-anak untuk melihat bagaimana interaksinya bersama anak-anak.
Apakah anak terlihat nyaman dan senang dengannya? Apakah anak merasa aman atau ada yang membuatnya anak terganggu?
Kalau perlu, tanyakan hal-hal tersebut secara langsung kepada anak setelah uji coba selesai.
Bicarakan Mengenai Pelecehan
Hal yang juga harus ditekankan di jaman sekarang, yaitu coba bicarakan dan sampaikan langsung kepada calon baby sitter atau pengasuh mengenai pelecehan.
Tanyakan kepadanya, apakah dia mengetahui batasan-batasan terhadap anak. Sampaikan harapan serta batasan yang diinginkan saat memandikan anak, mengajaknya ke toilet, atau bahkan batasan penggunaan gadget.
Sebagai orangtua, kita ingin semua pengasuh utama anak, termasuk baby sitter memiliki pemahaman yang sama serta perlakukan yang sesuai ke anak. Maka dari itu, membicarakan semuanya di awal sangatlah dianjurkan.
Buat Kesepakatan yang Jelas
Selanjutnya hal ini mencontoh dari Grace Melia, seorang play therapist yang membuat kesepakatan alias kontrak kerja yang jelas kepada pengasuh anaknya.
Kesepakatan ini bisa berisi mengenai batasan-batasan untuk menghindari pelecehan tadi, tentang gaji dan apa saja yang pengasuh dapatkan di rumah, serta job desk yang jelas.
Melalui kesepakatan resmi dan ditandatangani kedua belah pihak, harapannya pengasuh atau baby sitter yang diterima bisa bekerja sesuai dengan kesepakatan tertulis tersebut.
Percaya pada Insting
Selanjutnya, coba juga untuk percayakan insting kita sebagai orangtua ya. Bisa jadi pengasuh sudah terlihat sempurna dan baik, hanya saja insting kita masih merasa belum cocok atau ada sesuatu. Maka tidak perlu menerimanya pun tidak apa-apa.
Sebaliknya, bisa jadi ada calon baby sitter yang kurang kualifikasinya, tapi insting Mama rasanya cukup baik, maka lihat 1 hingga 2 minggu untuk melihat kemungkinan pengasuh tersebut lanjut menjadi baby sitter anak.
Semoga tips dari kami ini bisa bermanfaat bagi yang sedang bingung mencari baby sitter ya. Harapannya supaya tidak terjadi lagi peristiwa yang menyakitkan hati para orang tua ke depannya.