Sebagai orang tua, kita kerap bingung menitipkan anak ke nenek dan kakek, daycare, atau babysitter sebagai support system saat bekerja.
Tentu saja, harapannya anak bisa diasuh dengan aman sehingga kita bisa bekerja dengan lebih tenang dan maksimal.
Kondisi setiap keluarga berbeda-beda. Ada yang Ayah atau Mama saja yang bekerja sehingga pasangan lainnya berperan menjaga anak di rumah. Namun, tak sedikit juga kondisi ekonomi dan alasan lain yang membuat Ayah & Mama harus sama-sama bekerja.
Kebanyakan orang tua menitipkan anak ke nenek dan kakek, apalagi jika jarak rumah tak begitu jauh. Menitipkan anak ke orang tua juga ada plus dan minusnya. Apa saja, ya?
Nilai Plus Menitip Anak ke Orang Tua
Kakek & Nenek Akan Menjaga Cucu dengan Rasa Sayang
Katanya, sayang kakek & nenek pada cucu melebihi sayangnya kepada anak sendiri. Apakah Mama & Ayah setuju? Bahkan rasa sayangnya bisa terasa berlebihan dengan tidak akan membiarkan ada luka di tubuh cucunya.
Hal ini tentu aja bikin Ayah & Mama jadi lebih tenang saat bekerja. Orang tua kita tentu akan menjaga Si Kecil dengan aman dan serba hati-hati. Hal ini yang tidak didapatkan dari hubungan profesional atau transaksional, seperti daycare atau babysitter.
Orang Tua Kita Lebih Berpengalaman
Keuntungan menitipkan anak ke orang tua adalah pengalaman mereka yang lebih banyak. Meskipun pola asuh zaman dulu berbeda dengan sekarang, Ayah & Mama bisa menginformasikan hal-hal yang lebih up to date.
Ayah & Mama Bekerja Lebih Tenang
Ada perasaan khawatir jika menitipkan anak ke asisten rumah tangga (ART) atau daycare. Mama dan Ayah mungkin pernah mendengar kasus kekerasan yang dilakukan oleh ART atau pihak daycare. Dengan menitipkan anak ke orang tua, kita bekerja jadi lebih aman dan nyaman karena keluarga sendiri yang akan mengurus.
BACA JUGA: Begini Cara Agar Anak Perempuan Dekat dengan Ayah, Cari Tau Yuk!
Tantangan Menitip Anak ke Kakek & Nenek
Si Kecil Terlalu Dimanjakan
Ada tantangan tersendiri menitipkan anak ke nenek dan kakek, salah satunya adalah pola asuh yang terlalu memanjakan. Kakek & nenek cenderung mengikuti keinginan cucu yang terkadang berlawanan dengan pola asuh anak.
Begitu juga dengan saya dan suami saat menitipkan anak ke orang tua. Saya & suami yang tidak pernah mengenalkan permen, kaget begitu anak kami diam di rak permen saat ke minimarket. Ia lalu menyebutkan nama merk permen yang tidak pernah kami kasih.
Setelah saya konfirmasi, ternyata anak kami diberi permen tanpa sepengetahuan kami. Alasannya sih standar, “Yah, anaknya mau. Gimana dong, daripada nangis. Kasian kalau nangis.”
Perlakuan yang terlalu dimanjakan inilah yang cukup kami pusing karena pola asuh berbeda.
Pola Asuh Berbeda
Masih berkaitan dengan poin di atas. Bagaimanapun, orang tua memiliki sejumlah pengalaman dalam mengurus anak–yaitu kita. Terkadang, pola asuh yang mereka lakukan zaman dulu, akhirnya diturunkan ke cucu.
Tak jarang mereka melakukan intervensi pola asuh dan menyebabkan konflik antara kita dengan orang tua. Contohnya, saya menerapkan feeding rules dengan memberikan jeda saat makan dan membatasi waktu makan agar anak mengenal rasa lapar.
Rasa sayang yang berlebihan pada cucu membuat kakek & nenek kerap menggendong saat makan. Membiarkan cucu berlarian saat makan karena prinsipnya “yang penting mau makan”, jadi apa pun dilakukan.
Namun, hal seperti itulah yang mungkin diketahui oleh mereka. Untuk meng-update ilmu parenting mereka, Mama & Ayah bisa mengajak orang tua saat memeriksa tumbuh kembang anak ke dokter spesialis anak.
Kesehatan Orang Tua
Kondisi tubuh orang tua tentunya tidak didesain untuk mengejar-ngejar cucu karena bagaimanapun mereka sudah berusia lanjut, bahkan sudah memiliki masalah kesehatan. Menitipkan anak ke orang tua saat Si Kecil masih bayi atau toddler tentu saja akan merepotkan, mengingat anak sedang aktif-aktifnya bergerak.
Kalau Mama & Ayah merasa lelah saat mengurus Si Kecil, seperti itulah yang dirasakan orang tua kita. Mereka tidak lagi dalam kondisi optimal untuk bisa mengurus secara maksimal.
Dampaknya, Si Kecil jadi kurang stimulasi karena orang tua tidak punya waktu dan tenaga untuk melakukan hal tersebut. Nggak jarang, karena rasa lelah, akhirnya cucu diberikan gadget untuk meredam energi sehingga aktivitas fisik Si Kecil cenderung berkurang.
BACA JUGA: Ini Cara Mengajarkan Pendidikan Seksualitas Pada Anak
Etika Menitipkan Anak ke Orang Tua
Kembali lagi, menitipkan anak tentu saja menjadi sebuah keputusan yang perlu dipertimbangkan baik-baik oleh Ayah dan Mama. Jika kita tidak memiliki pilihan lain dalam hal menitipkan anak, Ayah & Mama mungkin harus bisa lebih menerima dengan cara Nenek mengasuh cucunya.
Kalaupun orang tua senang dan mau mengurus cucunya, ada beberapa etika yang perlu Mama & Ayah lakukan, seperti.
1. Berkompromi dan Meminta Izin
Bagaimanapun, anak adalah tanggung jawab orang tuanya. Jika Mama & Ayah dalam kondisi harus menitipkan anak ke orang tua, sebaiknya kompromi dan meminta izin terlebih dahulu.
Kalau kita harus menitipkan selama jam kerja, pastikan saat hari libur, Mama & Ayah tidak lagi menitipkan anak sehingga mereka bisa beristirahat. Jika sesekali ingin menitipkan anak, pastikan sudah izin jauh-jauh hari. Karena bagaimanapun orang tua memiliki kegiatan.
2. Menyiapkan Semua Kebutuhan Anak
Sebelum menitipkan anak ke orang tua, pastikan Mama & Ayah telah membekali semua kebutuhan Si Kecil. Tempatkan baju ganti, diapers, snack, obat-obatan yang dibutuhkan, susu, dan juga makan utama Si Kecil.
Jangan membiarkan orang tua kita yang pusing mengurus makanan Si Kecil, yaa. Bahkan, jika perlu cobalah untuk meringankan tugas orang tua dengan memesankan catering, menyucikan baju di laundry, dan lainnya.
3. Mengutamakan Urusan Orang Tua
Orang tua mungkin punya kegiatan, misalnya arisan, beribadah, pengajian, atau bahkan jalan-jalan dengan teman-temannya. Jika kondisinya seperti itu, selalu utamakan urusan orang tua.
Jangan menghalangi orang tua kita untuk beraktivitas hanya karena hadirnya cucu di tengah mereka. Jika orang tua kita sedang ada kegiatan, Mama atau Ayah bisa mengambil cuti, membawa anak ke kantor, atau menitipkan ke daycare.
Intinya, jangan sampai kebutuhan kita agar orang tua untuk menjaga Si Kecil, membuat mereka harus mengorbankan urusan atau kegiatannya demi cucu.
4. Menyepakati Pola Asuh Bersama
Kakek dan nenek cenderung memanjakan Si Kecil, tetapi hal tersebut merupakan wujud kasih sayang mereka. Jika kita membutuhkan bantuan mereka, cobalah untuk menyepakati pola asuh bersama.
Ayah & Mama bisa membicarakan secara baik-baik. Misalnya saja, Si Kecil boleh makan es krim atau permen hanya saat sore hari setelah makan utamanya habis. Sepakati pola asuh bersama untuk menghindari konflik.
5. Usahakan Membawa Pengasuh
Jika Mama & Ayah memiliki budget lebih dan tidak rela jika Si Kecil hanya diawasi oleh ART, sebaiknya titipkan anak ke orang tua dengan membawa pengasuh. Dengan begitu, orang tua hanya mengawasi cucu dari dekat tetapi tidak harus menyuapi, memandikan, atau mengajak main yang membuat mereka jadi lebih capek.
Jadi, menitipkan anak ke nenek dan kakek tentu saja ada plus minus sendiri. Semua kembali lagi pada kondisi keluarga masing-masing. Namun, menurut saya jika ada alternatif lain, sebaiknya pertimbangkan menitipkan anak ke daycare atau memiliki pengasuh yang bisa mengurus Si Kecil, apalagi jika orang tua sudah sepuh dan memiliki masalah kesehatan.
Mama & Ayah lebih pilih mana? Semoga pertimbangan di atas bisa membantu Mama & Ayah membuat keputusan, ya!
3 thoughts on “Menitipkan Anak ke Nenek dan Kakek, Apa Plus Minusnya? ”