Orang tua mana yang nggak kaget kalau anak yang di mata kita selalu jadi anak kecil, tiba-tiba ngomong “Mama, aku suka deh sama temenku yang itu” sambil nunjuk teman lawan jenisnya.
Jika anak mulai suka sama lawan jenis, sebenarnya apa sih yang harus Mama & Ayah lakukan?
Jangan Panik Kalau Anak Suka Sama Lawan Jenis
Semakin bertambahnya usia, anak pastinya juga mengalami perubahan, termasuk menyukai lawan jenis. Tahapan ini sebenarnya sangat normal, apalagi zaman sekarang usia pubertas semakin maju.
Damar Wijayanti, Co-Founder Good Enough Parents dalam video GEPTalks: Yuk! Sex Education Sedari Dini, menyebutkan jika dulu usia 12 tahun anak baru merasa pubertas. Namun, sekarang anak usia 8-10 tahun sudah mulai naksir sama lawan jenis.
Tapi kita jangan khawatir berlebihan, apalagi sampai berpikir kejauhan. Rasa ketertarikan anak terhadap lawan jenis bukan berarti merasakan cinta sebagaimana orang dewasa.
Sebelum anak memasuki usia pubertas, sebenarnya mereka mengalami beberapa fase terhadap gaya bermain. Biasanya, di usia 1-3 tahun, anak akan bermain tanpa memisahkan gender perempuan atau laki-laki.
Namun, memasuki usia 3-6 tahun, anak-anak cenderung nge-geng dengan teman sesama jenisnya. Nah, setelahnya, mereka baru akan kembali bermain dengan lawan jenis.
Saat anak usia 8 tahun, mereka sudah mulai punya preferensi. Anak-anak mulai bisa merasakan mana teman yang lebih cocok dengan dia atau yang dianggap lebih unik sehingga mereka nyaman bermain.
“Dia jadi dekat, tapi bukan cinta. Namun, lebih ke preferensi yang wajar muncul di usia tersebut,” jelas Damar.
Jadi, kita harus apa nih kalau anak bercerita jika ia menyukai teman lawan jenisnya?
Sebaiknya, orang tua tidak memberikan reaksi negatif. Kalau responnya langsung melarang dan membatasi, anak terdorong untuk sembunyi-sembunyi.
Bahkan, anak bisa pacaran diam-diam dan tidak menceritakan ketertarikannya pada seseorang karena takut dimarahi.
BACA JUGA: Ayah & Mama, Ini Alasan dan Tips Hadapi Anak Suka Berteriak
Orang tua bisa mengawali dengan respons positif dan tenang.
Misalnya “Mama senang karena kamu bisa main sama teman perempuan dan laki-laki. Kalau Mama lihat, kamu paling suka bermain sama si A. Emang, yang bikin seru main sama A itu apa sih?”
Jadi, Mama & Ayah bisa menekankan kata bermain dan menggali apa yang membuat anak nyaman bermain dengan si A.
Ini Cara Mendampingi Anak Memasuki Masa Pubertas
Perubahan anak saat memasuki masa pubertas bukan hanya masalah ia menyukai lawan jenis. Ada banyak perubahan yang juga dialami mereka. Bahkan fase ini bisa bikin anak kewalahan, bingung, dan khawatir.
Dukungan dan perhatian orang tua dibutuhkan untuk membantu anak melewati masa pubertas dengan baik dan positif. Ini yang bisa kita lakukan untuk mendampingi anak memasuki usia pubertas.
1. Memberikan informasi yang dibutuhkan anak
Ada beberapa tanda pubertas yang mulai jelas terlihat di fisik. Misalnya, anak mulai berjerawat, perubahan bentuk fisik dan organ seksual, perubahan suara, menstruasi, dan lainnya.
Orang tua perlu memberikan informasi yang dibutuhkan anak agar ia tak merasa sendiri. Mendengar ceritanya, beri tahu cara perawatan kulit dan penggunaan pembalut, dan lainnya.
2. Melanjutkan sex education
Edukasi seksual sebenarnya perlu dilakukan sejak kecil. Namun, saat anak memasuki usia pubertas, orang tua harus hadir utuh mengajarkan pendidikan seksual.
Mulai dari topik bagian tubuh manusia, privasi tubuh, perbedaan laki-laki dan perempuan, hingga sistem reproduksi.
3. Bersabar dan jadi teman terbaik
Orang tua juga harus jadi teman terbaik anaknya. Perubahan hormon pada anak, bikin mereka bisa lebih mudah marah, merasa cemas dengan penampilan, atau terlalu sensitif.
Biasanya, keluarga jadi orang pertama yang kena dampak perubahan suasana hati. Jangan terpancing emosi. Cobalah untuk bersabar dan tetap tenang sebelum mengajak anak berbicara.
Jelaskan jika emosi yang mereka rasakan adalah hal yang normal dari masa pubertas. Yakinkan anak kalau orang tua mendukung dan memahmi mereka yang juga sedang belajar mengatur emosi.
Jadi, bisa dibilang saat anak mulai suka sama lawan jenis merupakan salah satu tanda pubertas. Orang tua harus siap menghadapi pubertas anak didampingi dengan ilmu pola asuh yang tepat untuk mereka.