Kenali Komunikasi I-Message untuk Hubungan yang Lebih Harmonis & Cegah Konflik

Pernah dengan tentang komunikasi -message? Lakukan ini yuk saat ingin kritik atau menyampaikan pesan ke pasangan.

Istiana Sutanti

komunikasi i-message

Dalam pernikahan, Mama & Ayah mungkin kerap mengalami konflik yang tidak diinginkan hanya karena salah paham.

Karena salah dalam memahami ataupun menyampaikan pesan dalam berkomunikasi, bikin Mama atau Ayah jadi merasa tersudut, padahal maksud pasangan tidak seperti itu.

Komunikasi Bukan Hanya Tentang Apa, Tapi Bagaimana

Maka dari itu penting rasanya mengetahui kalau komunikasi bukan hanya tentang APA yang ingin disampaikan, tapi juga BAGAIMANA pesan tersebut disampaikan.

Misalnya, padahal Mama inginnya Ayah ikutan menjaga anak dan tidak sambil tidur, tapi Mama menegur suami malah dengan menyindir seperti “Kamu tuh tidur terus, gak pernah bantuin aku jagain anak deh!”.

Dengan komunikasi yang seperti itu, suami bukannya malah menyadari kesalahannya, tetapi malah akan merasa “terserang” dan tentunya akan malah bersikap defensif.

Nah, cara penyampaian yang lebih baik akan membuat pesan yang tadinya ingin disampaikan Mama atau Ayah bisa lebih dipahami oleh pasangan.

Salah satu bentuk komunikasi dalam sebuah relationship yang bisa Mama dan Ayah coba lakukan saat ingin menyampaikan kritis atau pesan adalah dengan cara komunikasi I-message. Seperti apa komunikasi I-message?

Apa itu I-message?

Sumber: Freepik/Lifestylememory

I-message merupakan konsep yang dikembangkan oleh Thomas Gordon, seorang psikolog klinis asal Amerika pada tahun 1960-an (Good Therapy).

Hal ini merupakan salah satu teknik dalam komunikasi yang bisa digunakan untuk memperbaiki komunikasi antar-pasangan. Sehingga hubungan bisa makin harmonis dan meminimalisir konflik yang tidak berarti.

Teknik I-message akan berfokus pada perasaan “Aku”, yakni Mama atau Ayah terhadap yang dilakukan pasangan serta menyampaikan harapan yang ingin dicapai tanpa menuding hal salah yang dilakukan oleh pasangan.

Contoh i-message pada kasus sebelumnya adalah “Aku merasa sedih kalau kamu tidur saat diminta menjaga anak, karena anak jadi main gadget dan tidak diperhatikan. Aku berharap kamu bisa ikut bermain sama anak dan tidur pada saat yang lain.”

Rumusan I-message

Dari contoh tersebut, ada pola yang biasanya harus dilakukan pada saat menyampaikan i-message ini, yaitu:

Aku merasa... kalau... karena... aku harap...

Pada realisasinya, mungkin tidak sebaku dan sekonsep itu, namun Mama dan Ayah jadi mengetahui apa-apa saja yang ada dalam i-message.

  1. Perasaan Mama atau Ayah
  2. Hal yang dilakukan pasangan yang membuat Mama atau Ayah menimbulkan perasaan tersebut
  3. Konsekuensi yang bisa terjadi karena hal yang dilakukan tadi
  4. Harapan yang ingin disampaikan

Apa Manfaat I-Message?

Sumber: Freepik/our-team

Banyak manfaat yang akan didapatkan kalau Mama dan Ayah bisa menggunakan komunikasi i-message. Diantaranya adalah mengurangi menunjuk kesalahan pasangan dan membuat pasangan merasa diserang.

Karena dengan i-message, kita jadi bisa menyampaikan maksud dari apa yang diinginkan dengan lebih jelas.

Jadi, kalau diuraikan, manfaat i-message adalah:

  1. Menyatakan perasaan dan maksud dengan jelas
  2. Cara yang sehat dalam mengelola emosi
  3. Mengekspresikan marah, kecewa, dan emosi negatif lainnya tanpa menyudutkan lawan bicara
  4. Meningkatkan rasa percaya antar pasangan karena sudah bisa mengungkapkan segala yang dirasakan dengan cara lebih baik
  5. Pasangan jadi lebih memahami apa yang diharapkan oleh Mama atau Ayah
  6. Pasangan jadi bisa mengetahui hal yang kurang dan bisa memperbaikinya

Tips dalam Menyampaikan I-Message

Menurut centerforparentingeducation.org, ada beberapa tips yang bisa digunakan Mama dan Ayah dalam menyampaikan i-message.

  1. Jaga perkataan serta ekspresi dan intonasi pada setiap pesan. Gunakan perkataan dan intonasi yang lembut agar pesan tersampaikan dengan baik.
  2. Sampaikan dengan jelas dan spesifik apa yang terjadi sekarang. Hindari mengungkit masa lalu yang sudah terjadi.
  3. Jangan gunakan kata “selalu” atau “tidak pernah”. Seperti pada contoh pertama, “Kamu tuh tidur terus, gak pernah bantuin aku!”.
  4. Hindari kata “aku marah”, karena biasanya perasaan marah merupakan ekspresi sekunder yang melapisi emosi lainnya. Misalnya kecewa atau sedih sehingga jadi marah. Emosi yang perlu diungkapkan adalah perasaan kecewa atau sedihnya tersebut.
  5. Seimbang dalam menggunakan i-message. Karena menggunakan i-message terlalu sering juga bisa menyebabkan pasangan merasa diabaikan perasaannya. Serta mengesankan Mama atau Ayah terlalu egois dan selalu ingin dimengerti perasaannya.

Bisa Dipakai untuk Menyampaikan Perasaan Positif Juga

Sumber: Freepik/pressfoto

Rupanya komunikasi i-message ini juga bisa digunakan dalam menyampaikan perasaan positif atau apresiasi terhadap pasangan ya.

Contohnya:

  • “Aku senang deh kamu mau nemenin anaknya main. Terima kasih ya sudah mau membantu aku yang tadi sedang kerepotan di dapur.”
  • “Aku merasa excited nih kamu menawarkan untuk masak makan malam. Aku jadi bisa menemani anak-anak main lebih lama.”

Contoh-contoh I-Message Lainnya

  • “Aku kecewa karena kamu malah memberi anak waktu main game yang melebihi kesepakatan. Akhirnya mereka jadi tidur terlalu malam. Berikutnya beri waktu yang sesuai kesepakatan aja dan tegas ya.”
  • “Aku sedih kamu tidak mengabari kalau mau pulang malam. Aku jadi berpikir macam-macam. Tolong kabari ya kalau mau ada acara lain setelah kerja.”

Komunikasi Lebih Baik dan Kehidupan Suami Istri Lebih Harmonis

Awal-awal mencoba komunikasi i-message mungkin akan sedikit susah dan harus “berpikir” lebih jauh.

Tapi yakin lah, semakin Mama dan Ayah melakukan i-message ini, semakin lihai juga dalam berkomunikasi lebih baik tanpa terus menyalahkan pasangan.

Kalau perlu, Mama atau Ayah bisa menuliskan pesan i-message ini terlebih dulu untuk selanjutnya disampaikan ke pasangan.

Dengan komunikasi yang lebih baik, kehidupan suami istri akan lebih harmonis. Selamat mencoba ya!

Tags

Related Post

2 thoughts on “Kenali Komunikasi I-Message untuk Hubungan yang Lebih Harmonis & Cegah Konflik”

  1. Pingback: Mengatasi Perbedaan Pasangan di 5 Tahun Pertama Pernikahan - DailyParents ID
  2. Pingback: Mengatasi Burn Out yang Terjadi Pada Ibu - DailyParents ID

Leave a Comment