Pernah mendengar tentang parenting hat atau topi parenting?
Mengurus anak memang nggak selalu mudah. Namun, mengetahui kapan kita boleh mengatur dan kapan kita seharusnya percaya dengan anak akan terasa lebih ringan.
Bukan cuma anak yang berubah seiring waktu, kita sebagai orang tua juga harus mengikuti perubahan anak. Misalnya, saat anak memasuki usia teenager, tentu akan lebih sulit untuk diatur saat mereka masih balita.
Menurut Arun Gogna dalam bukunya Lasting Gifts You Can Give Children, ada tiga topi yang perlu orang tua pakai sesuai tahap kehidupan anak, seperti dilansir dari Mommies Daily.
Controller Hat
Saat anak berusia 0-10 tahun, orang tua harus pakai Controller Hat. Di usia ini, anak-anak membutuhkan bimbingan orang tuanya disetiap hal yang mereka lakukan. Topi pengontrol ini layaknya safety helm yang biasa digunakan untuk melindungi para pekerja.
Begitulah fungsi Controller Hat karena kita harus hadir untuk memberi tahu apa yang boleh dilakukan dan apa yang bahaya untuk mereka. Di sinilah kita mengatur dengan tujuan untuk melindungi anak karena kalau nggak begitu bisa jadi anak terluka.
Namun, kita nggak bisa sekadar mengontrol. Sebagai orang tua, kita harus memberi contoh nyata. Misalnya, melarang anak menonton TV saat makan, berarti kita nggak boleh makan sambil scroll TikTok. Meminta anak bangun pagi, kita juga harus disiplin bangun pagi.
BACA JUGA: Ini Cara Mengajarkan Pendidikan Seksualitas Pada Anak
Coaching Hat
Bayangin kita pakai topi pelatih baseball. Sebagai pelatih, kita nggak ada di tengah lapangan, melainkan memberi semangat dan sesekali memberi arahan di pinggir lapangan. Seperti inilah fungsi Coaching Hat yang perlu kita pakai saat anak memasuki usia 11-19 tahun.
Kalau kita nggak melepas si Controller Hat, anak-anak mungkin aja jadi marah bahkan membenci kita karena mereka harusa berhadapan dengan orang tua yang suka mengontrol. Di usia ini, anak-anak mulai bisa berpikir sendiri dan orang tua hanya perlu menjadi inspirasi atau memberi petunjuk jika dibutuhkan.
Meskipun begitu, Mama & Ayah bisa membuat aturan yang disepakati bersama anak. Bukan lagi mengontrol dan mengatur, tapi lebih ke-mengingatkan.
Consultant Hat
Inilah saatnya kita mengganti Coaching Hat dengan Consulting Hat. Saat anak dewasa, baik sudah menikah atau belum, orang tua sebaiknya memakai topi ini. Anak pastinya akan meminta pendapat, yang artinya mereka MEMINTA bimbingan atau bantuan.
Sebaga orang tua, kita tetap harus tetap berada di belakang anak. Memberi masukan hanya jika diminta anak.
Jika ada sikap atau keputusan anak yang tidak kita setujui, jangan mencoba mengendalikan mereka untuk melakukan sesuatu yang kita inginkan. Karena, keinginan kita belum tentu baik dan benar untuk hidup mereka.
BACA JUGA: Orang Tua Mengatur Pola Asuh Anak? Ini yang Mama & Ayah Perlu Lakukan
Sayangnya, banyak orang tua yang terjebak di Controlling Hat. Anak sudah dewasa, sudah bisa ambil keputusan, tapi kita juga mau diikuti anak.
Nggak jarang, orang tua mengatur keputusan soal karier anak, sampai urusan pernikahan. Bahkan, saat kita menambah peran sebagai Kakek dan Nenek, tanpa sadar kita mengontrol anak dalam pola asuh cucu.
Kalau nggak diikuti jadi tantrum, bahkan bisa bilang anak durhaka 🙁
Memang rasanya sulit untuk melepas Controlling Hat. Hati-hati, sikap seperti ini justru akan membuat anak tidak mandiri dan hubungan orang tua dengan anak bisa terjadi konflik. Nah, inilah cikal bakal hubungan mertua-menantu menjadi tidak baik.
Karena bagaimanapun orang tua hanya dititipkan anak untuk mengantar anak bisa lebih mandiri dan percaya diri pada setiap keputusan yang mereka ambil. Semoga kita nggak terjebak di Controlling Hat, ya 🙂