Mama, Ini Cara Dengarkan Curhat Suami Agar Ia Merasa Aman Bercerita

Susah-susah gampang, ini cara dengarkan curhat suami yang bisa Mama lakukan. Intip, yuk!

Herti Annisa

Cara Dengarkan Curhat Suami

Kebanyakan pria punya ego tinggi dan menganggap ia bisa menyelesaikan semua masalah sendiri. Nggak jarang, berbagi keluh kesah atau curhat jadi hal yang mereka hindari. Apalagi suami sebagai kepala rumah tangga menganggap dirinya harus kuat di anak istri.

Siapa nih suami Mama yang kayak begini? 

Sama kayak kita, suami juga butuh curhat, entah masalah pekerjaan, pertemanan, atau hobinya. Pertanyaannya, sudahkah Mama hadir untuk mendengarkan curhatannya? Cara dengarkan curhat suami sebenarnya susah-susah gampang 😀 

Kadang, sebagai istri “gatal” banget buat langsung respons curhatannya, apalagi kalau sumi tipe yang jarang curhat, padahal hal itu nggak perlu juga. Belum lagi kadang jadi adu nasib yang bikin suami jadi malas curhat. 

Nah, gimana sih cara dengarkan curhat suami? 

Dengarkan, Dengarkan, dan Dengarkan

Iya, bener! Suami tuh kadang cuma mau didengarkan aja. 

“Ah, gampang lah kalau cuma dengerin doang.”

Sayangnya, mendengarkan ternyata nggak semudah itu. Saat suami cerita, kadang kita tergoda buat komentar.

Mendengarkan memang nggak selalu mudah dilakukan. Tapi tanpa mendengarkan, percakapan antara pasangan nggak bakal terjadi. Untuk itu kita harus “hadir” dalam setiap cerita suami.

Caranya ya mendengarkan dengan saksama, pandangi wajahnya, tunjukkan kalau kita menyimak apa yang disampaikan. 

Jangan Menyela Curhatannya 

Masih berkaitan dengan poin satu. Begitu suami curhat, jangan langsung menyela. Biarkan ia selesaikan ceritanya. Memang rasanya kepooo banget, tapi usahakan untuk mendengarkan. Nggak perlu bertanya-tanya di sela-sela cerita karena bisa bikin dia nggak mood. 

Untuk beberapa pria, curhat itu menurunkan egonya. Nah, begitu suami ada kesempatan biarkan ia berkeluh-kesah tanpa disela.

BACA JUGA: Tips Menjaga Percikan Cinta untuk Pernikahan Bahagia

Validasi Apa yang Suami Rasakan

Cara dengarkan curhat suami selanjutnya adalah validasi apa yang suami rasakan. Jangan sampai mengadu nasib saat ia sedang curhat, juga jangan menjawab sarkas. Contohnya kayak begini. 

“Aku capek deh.”

“Sama dong. Aku juga capek. Di rumah jagain anak-anak. Kamu enak masih bisa ketemu orang-orang. Aku belum istirahat, anak-anak hari ini lagi aktif banget.” 

Kalau respons kita lebih panjang dan malah adu nasib, dijamin suami jadi males dan risikonya malah bikin ribut. 

Daripada begitu, Mama bisa jawab seperti “Iya, aku perhatiin kamu akhir-akhir ini kurang tidur. Kerjaan lagi banyak? Mau cerita dulu? Aku bikinin teh dulu ya sebentar.”

Bikin suasana nyaman begitu suami mencurahkan perasaannya. Kalau Mama juga kondisi capek, cobalah untuk tetap antusias dan memvalidasi suami. Setelah suami curhat, baru deh Mama bisa gantian cerita. 

Jangan Menyudutkan atau Menyalahkan

Suami istri bertengkar
Sumber: Freepik/our-team

Saat suami curhat tentang teman kantornya, bisa jadi memang ia yang salah (itu pun menurut pandangan Mama). Tapi, hindari menyudutkan atau menyalahkan suami. Lagi-lagi, suami punya ego yang tinggi dan nggak terlihat salah.

Jangan sampai ia merasa sudah ditekan di luar, di rumah juga disalahkan sama Mama. Tanpa harus disalahkan, suami juga akan sadar kok. Jadi, ya memang sebaiknya dengarkan dulu aja daripada jadi ribut karena ia nggak terima disalahkan.

Jangan Kasih Solusi atau Pendapat

Kecuali kalau suami yang minta. Saat suami jarang curhat, bukan berarti ia tidak percaya sama Mama. Hanya saja pola asuh zaman dulu membuat ia harus selalu tampak kuat dan dominan. 

Nggak jarang suami merasa tidak berdaya dan malu jika mendapat saran dari kita. Tapi tenang aja, suami akan selalu butuh pendapat istri di waktu yang tepat. 

Jadi, jangan langsung kasih solusi. Mama bisa tanya kalau punya pendapat atau solusi, misalnya “dari yang kamu ceritain tadi, aku boleh kasih pendapat? Tapi kalau kamu ngerasa nggak perlu gpp kok. Yang penting kamu sudah cerita dan lega.”

Ucapkan Terimakasih

Saya suka bilang terimakasih begitu suami curhat. Karena saya sadar suami bukan tipe mudah buat curhat awal-awal nikah. Rasanya happy aja kalau ia sudah menurunkan egonya untuk curhat–apalagi sampai minta saran 😀 

Mama bisa ucapkan terimakasih karena sudah kasih kepercayaan. Tujuannya biar suami nggak kapok curhat ke Mama. Coba aja bayangin kalau Mama diposisi mau curhat sama suami, eh suami bales “gitu aja jadi masalah.”

Pasti jadi sebel, kan? 

Jangan Defensif

Kalau suami mengungkapkan perasaannya berkaitan sama Mama, kita nggak sadar merasa diserang. Kalau kasusnya seperti ini, jangan langsung defensif apalagi sampai emosi ya, Ma. 

Biarkan suami punya ruang yang aman untuk ekspresikan tanpa perlu disela, apalagi menyerang balik. Karena setiap keluhan dari pasangan bisa jadi ruang untuk saling introspeksi dalam hubungan Mama & suami.

Itu dia cara dengarkan curhat suami yang bisa Mama lakukan. Rasanya memang susah-susah gampang, tapi jangan sampai suami kapok curhat sama Mama, ya. Jadilah pasangan yang “hadir” saat ia butuhkan. 

Biasakan buat spending time untuk dengarkan cerita suami di tengah rasa capek mengurus rumah, anak, atau kerja untuk working mom. Bukan cuma Mama yang mau didengarkan, suami juga perlu ruang aman bercerita. 

Semoga cara ini membantu Mama dan hubungan pernikahan dengan suami selalu membaik. Punya cara lain buat dengerin cerita suami? Tulis di kolom komentar, yuk, Ma 🙂 

Tags

Related Post

Leave a Comment