“Terkadang dalam menjadi ibu, kita itu bukan kurang sabar, tetapi kurang ilmu”
– Ummu Balqis
Hal itu rasanya menempel sekali di kepalaku. Rasanya memang benar sih, terkadang kita sebagai ibu bukannya kurang sabar, hanya saja tidak tau lagi apa yang harus dilakukan (kurang ilmu) makanya bisa menjadi emosi.
Apalagi kalau kondisinya kita sedang capek, bisa karena seharian membersihkan rumah atau menyelesaikan pekerjaan kantor, rasanya emosi jadi tak terbendung kalau anak sudah mulai tantrum.
Salah satu hal yang mungkin bisa berhasil membantu dalam mengendalikan diri agar tidak emosi saat menghadapi anak adalah dengan memiliki beberapa “mantra” yang bisa kita ingat dan pikirkan.
Apa saja sih mantra yang bisa membuat Mama bisa lebih tenang dalam menghadapi anak?
Semua yang Dilakukan Anak Bermakna
Hampir pasti hal yang dilakukan oleh anak itu memang bermakna. Walaupun kita lihat dia sedang bermain, tapi hal terebut sangat berarti dan memiliki makna tersendiri pada si kecil.
Misalnya saja, aku pernah melihat anak “bermain” sabun dan menghabiskannya hanya untuk dituang di tutup ember. Namun, begitu ditanya dia sedang apa, dia jawab sedang membantu “membersihkan” tutup ember dan beberapa barang yang ada di kamar mandi.
Betapa perbedaan cara pandang kita bisa menimbulkan emosi pada orangtua ya. Padahal niat anak dan hati anak begitu bersih. Mereka hanya ingin membantu orangtua (sekaligus memang penasaran rasanya membersihkan sesuatu yang kotor).
Maka Mama & Papa seharusnya tidak perlu kesal dan memarahi anak kalau bisa memahami “makna” dari tindakan si kecil itu.
Emosi Positif Tidak Akan Hadir Sebelum Emosi Negatif Pergi
Ketika anak mengeluarkan emosi negatifnya, yang perlu Mama lakukan hanyalah mendengarkan dan mencoba mengerti perasaan anak.
Sekalipun Mama punya pemikiran berlawanan dari anak dan ingin sekali memberi tahu yang seharusnya, Mama tidak perlu mengutarakan itu terlebih dulu karena anak belum bisa terima.
Jangankan anak ya, kita saja yang orang dewasa tidak bisa dinasehati saat kondisi sedang marah kan? Jadi memang butuh menenangkan diri dulu barulah nasehat-nasehat tersebut masuk.
Analoginya seperti gelas yang sedang penuh (dengan emosi negatif), tidak akan bisa diisi (dengan emosi positif) jika belum dikosongkan terlebih dulu.
Saat anak sudah tenang dan sudah bisa diajak bermain, barulah dibicarakan dengan baik-baik dan mengajak anak memikirkan hal yang sebaiknya dilakukan saat kondisinya terjadi lagi.
Anak Bukan Nakal, Mereka Hanya Belum Tau Cara Menyampaikan Emosinya dengan Baik
Karena sejatinya tidak ada anak yang nakal. Mereka hanya belum tau caranya menyampaikan sesuatu. Maka dari itu, yang biasa terjadi adalah emosi yang meledak-ledak.
Hal tersebut karena mereka sendiri bingung dengan perasaan yang sedang mereka hadapi, jadi bingung juga bagaimana harus mengekspresikannya.
Itulah tugas kita sebagai orangtua, untuk memberi label pada emosi yang sedang mereka rasakan serta membantunya agar bisa mengendalikan emosi tersebut 🙂
Kita Menang kalau Kita Tenang
Bagi Mama yang memang suka berkompetisi, rasanya mantra ini cocok. Adalah yang menang bukan yang bisa menguasai anak, tapi justru yang bisa menguasai diri sendiri alias yang tenang.
Jadi, yuk dicoba terapkan mantra ini dan ingat-ingat, supaya bisa “menang” ya Mama harus tenang 😉
Kalau bagi yang muslim, ada haditsnya tersendiri yang berbunyi: “Orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Emosi Itu Menular
Percaya gak Ma kalau emosi itu menular. Sama seperti Mama yang terkadang ikut kesal saat anak tantrum (tertular emosi negatif anak), anak pun sangat mungkin lho “tertular” ketenangan orangtua.
Jadi ayo tularkan ketenangan ke anak yang sedang tantrum.
I Can Do This All Day!
Yakinkan diri Mama kalau Mama mampu mendengarkan keluh kesah a.k.a kemarahan dan emosi si kecil seharian. Justru disaat kita sudah menyiapkan diri untuk mendengarkan keluhannya seharian, si kecil malah lebih cepat tenang, lho.
Karena dia yakin, Mama sudah mau mendengarkannya dan sudah mau mengerti. Maka, dia bisa segera tenang dan menjelaskan semua yang dia rasakan ke Mama.
Marahku Mahal, Senyum dan Pelukku Murah
Artinya apa? Sesuatu yang mahal akan jarang keluar dibanding sesuatu yang murah dan bisa didapatkan kapan saja.
Karena mahal, maka Mama akan sangat menahan diri dan tidak akan mudah memberikan marah kepada siapapun.
Sebaliknya, senyum dan pelukan yang murah akan menjadi lebih sering dilakukan. Senyum dan pelukan Mama merupakan “obat” yang paling manjur bagi anak yang sedang emosi lho.
Jadi, yuk mahalkan marahmu dan murahkan senyum dan pelukmu! 🙂
Bernafas Sebelum Merespons
Aku tau, walaupun kita sudah mengetahui mantra-mantra ini, belum tentu saat kejadian itu terjadi (anak tantrum atau meluapkan emosinya), kita mampu berpikir dan teringat dengan mantra tersebut.
Maka pengaturan napas sebelum merespon anak sangat penting. Dengan mengatur napas, kita bisa mengalirkan oksigen ke otak kita agar otak kita jadi punya kemampuan berpikir serta mengingat “mantra” yang sudah kita pelajari ini.
Intinya memang “berhenti sejenak dan bernafas” sebelum merespon itu sangat penting agar kita mampu mengendalikan dan mencontohkan pengendalian emosi yang baik ke si kecil.
Pelan-pelan
Terlebih lagi, memang juga Mama Papa belum tentu akan langsung lancar menenangkan diri dan mengingat semua mantra ini. Maka pelan-pelan saja dilakukannya ya.
Mungkin saat pertama kali berusaha, kita bisa menghadapi anak sekitar 15 menit sampai akhirnya terbawa emosi. Namun lama kelamaan, Mama bisa membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menghadapi si kecil.
Maka, ingat satu hal lagi, yang penting Mama bisa sedikit demi sedikit berprogress menjadi lebih sabar dan lebih bisa mengajarkan anak pengendalian emosi ya.
So, ada mantra apa lagi ya yang bisa membantu Mama dalam menghadapi anak dan mengendalikan diri sendiri agar tidak emosi?
3 thoughts on “Pikirkan Mantra Ini Agar Mama Tidak Mudah Emosi”