Jangan Panik, Ini Panduan Saat Anak Tantrum

Pernah gak sih kalian merasa kesal menghadapi anak yang sedang tantrum? Lagi asik jalan-jalan di mall, tiba-tiba anak melihat sesuatu yang menarik lalu jika tidak

Istiana Sutanti

Anak Tantrum

Pernah gak sih kalian merasa kesal menghadapi anak yang sedang tantrum? Lagi asik jalan-jalan di mall, tiba-tiba anak melihat sesuatu yang menarik lalu jika tidak dituruti maka dia bisa menangis meraung-raung alias tantrum.

Nah, kalau saat itu keinginannya dituruti oleh Mama dan Ayah, hati-hati ya anak bisa melakukan hal yang sama lagi di kemudian hari.

Si kecil bisa menjadikan tantrum ini sebagai “senjata” agar keinginannya selalu dipenuhi.

Apa itu Tantrum?

Dilansir dari yankes.kemkes.go.id, tantrum adalah suatu ledakan emosi yang kuat sekali, disertai rasa marah, serangan agresif, menangis, menjerit-jerit, menghentak-hentakkan kedua kaki dan tangan ke lantai atau tanah.

Tantrum ini biasa terjadi pada anak umur 1,5 sampai 6 tahun. Usia yang paling sering mengalami tantrum sih biasanya terjadi di 1,5 sampai 3 tahun.

anak sedang berteriak

Agar bisa menghadapi anak yang sedang tantrum di tempat umum, saya biasanya “berlatih” dengan menghadapi anak yang tantrum di rumah.

Biasanya beberapa hal di bawah ini yang saya lakukan di rumah dalam menghadapi anak yang tantrum.

Semoga bisa membantu Mama dan Ayah yang juga sedang menghadapi anak yang sedang tantrum ya.

Terima Perasaannya dan Dengarkan Ceritanya

Langkah yang cukup sulit menurut saya, yaitu mendengarkan penjelasan si kecil sampai selesai. Memang saat sedang tantrum, si kecil cenderung bercerita atau memberi penjelasan sambil merengek atau menangis.

Tapi, Mama dan Ayah sebaiknya mendengarkannya sampai selesai sambil memvalidasi perasaannya. Misal, si kecil ingin sekali nonton gadget, tapi waktu nontonnya sudah habis, maka ia menjadi tantrum demi mendapat tambahan waktu.

Nah, Mama bisa memvalidasi perasaannya dengan berkata “Iya, adik sedih ya karena masih mau nonton tapi waktu nontonnya sudah habis.”

Dengan didengarkan dan divalidasi, anak merasa perasaannya diterima, sehingga akan membuat dirinya merasa aman meluapkan emosi di depan orangtua.

Ajarkan Anak untuk Mengatur Napas

Selanjutnya, Mama atau Ayah bisa mengingatkannya untuk mengatur napas saat tantrum. Hal ini bisa dilakukan ketika Mama atau Ayah sudah pernah membahas dan membriefing si kecil.

Jadi, mengajarkan anak untuk mengatur napas ini dilakukan bukan saat anak tantrum, melainkan saat mengobrol santai dan saat membicarakan apa saja yang bisa anak lakukan saat mereka marah atau kesal.

Beigtu si kecil tantrum, kita hanya mengingatkan tapi tidak memaksakan anak mengatur napasnya. Tetap kita tunggu sampai si kecil mengeluarkan emosinya dengan aman.

Buat “Pojok Emosi”

“Pojok emosi” ini merupakan suatu tempat di rumah yang biasanya menampilkan jenis-jenis emosi. Mama dan Ayah bisa mencetak jenis emosi apa saja yang mungkin dimiliki si kecil seperti marah, sedih, senang, kecewa, dan lain sebagainya.

Selain berisi macam-macam emosi, cetak juga gambar hal-hal yang bisa dilakukan untuk membuat anak lebih tenang. Seperti dipeluk, minum, membaca buku, atau hal apa saja yang mungkin bisa membuat si kecil lebih tenang.

Pojok emosi ini bisa dilihat contoh penggunaannya di buku bacaan yang berjudul “Hito Merasa Kecewa”.

Hito Merasa Kecewa
Hito Merasa Kecewa

Dengan adanya pojok emosi, Mama dan Ayah sudah mengajarkan anak untuk tetap bisa mengeluarkan emosi dan perasaannya dengan cara yang lebih baik dan tidak membahayakan dirinya sendiri.

Selalu Ada di Sampingnya

Walaupun sulit, pastikan kita tetap ada di samping si kecil untuk menemaninya menghadapi ledakan emosi ini ya.

Karena anak jadi merasa diterima sehingga nantinya mereka bisa nyaman mengekspresikan emosinya kepada orangtua.

Biasanya butuh waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam untuk anak menenangkan diri dengan kita menemaninya di sampingnya.

Saat memiliki hanya satu anak, hal ini memang terasa lebih mudah. Namun, Mama bisa bekerja sama dengan Ayah kalau memang ada anak lain yang juga butuh diperhatikan ya. 🙂

Tantangan Tersulit: Menenangkan Diri Sendiri

Saya paham, tantangan menghadapi anak tantrum ini memang tidak mudah, tapi pelan-pelan bisa dilakukan.

Justru tantangan tersulit dari menghadapi tantrum anak ini adalah menenangkan diri kita sendiri lho. Terkadang saya pun masih bisa tersulut emosi dalam menghadapi anak tantrum.

Maka, hal yang paling penting untuk diingat dan dilakukan ketika anak tantrum ya ada di bagian menenangkan diri sendiri.

Begitu Mama atau Ayah sudah bisa tenang, maka selanjutnya kita bisa menghadapi anak yang tantrum dan bisa mengingat langkah yang sudah dijelaskan tadi.

Coba baca Pikirkan Mantra Ini Agar Mama Tidak Mudah Emosi ya untuk bisa menjadi lebih tenangdalam menghadapi anak tantrum 🙂

Apabila penanganan tantrum di rumah sudah terbiasa dilakukan, biasanya Mama dan Ayah juga bisa menjadi lebih tenang saat menghadapi kondisi seperti di awal tadi, anak tantrum di mall.

Mama dan Ayah bisa mendengarkan keinginan anak lalu menjelaskan kenapa keinginannya belum bisa dipenuhi saat itu sambil juga menunggu emosinya selesai.

Maka, tidak jarang pemandangan yang akan terjadi adalah anak meraung di lantai mall sambil Mama dan Ayah selalu menemaninya dan memastikan kondisi anak aman.

Semoga langkah panduan dalam menghadapi anak tantrum yang sudah dijelaskan di sini bisa membantu Mama dan Ayah untuk bisa lebih baik dan lebih tenang menghadapi si kecil ya 🙂

Tags

Related Post

Leave a Comment