Hai Mama & Ayah, setujukan kalau keberhasilan menyusui merupakan tanggung jawab kedua orang tua? Seorang ayah perlu mendukung kebutuhan Mama untuk berhasil mengASIhi minimal dua tahun. Sementara Mama perlu belajar pelekatan yang tepat saat menyusui.
Tidak jarang, Mama dan Ayah luput belajar mengenai pelekatan menyusui karena terkadang berfokus pada proses melahirkan. Padahal, keberhasilan mengASIhi juga bergantung pada pelekatan yang sempurna pada payudara.
Pelekatan yang tepat akan membuat bayi mendapatkan ASI secara maksimal, bahkan bisa merangsang produksi ASI lebih banyak. Namun, untuk mendapatkan pelekatan yang baik, lidah dan bibir bayi perlu melakukan fungsinya dengan maksimal.
Sayangnya, ada dimana kondisi bayi lidah bayi yang terlalu pendek, kaku, bahkan terlalu dekat dengan ujung lidah atau lebih dikenal dengan tongue tie. Nah, sejauh mana Mama & Ayah mengenal lip & tongue tie pada bayi? Kami akan membahasnya dalam artikel berikut ini.
Apa Itu Tongue Tie?
Dilansir dari laman tentanganak.com, tongue tie atau Ankyloglossia adalah kondisi saat frenulum atau jaringan tipis yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut terlalu pendek, kaku, atau terletak terlalu dekat dengan ujung lidah. Hal ini akan membatasi gerakan lidah dan memengaruhi kemampuan bayi atau anak untuk menyusu, makan, minum, berbicara dengan baik, hingga kebersihan mulut yang buruk.
Pada proses menyusui, bayi dengan tongue tie memiliki gerakan lidah yang terbatas sehingga menyebabkan gangguan saat mengASIhi. Gangguannya bisa membuat bayi tidak bisa menangkap puting Mama atau menahan puting dalam mulutnya. Bayi cenderung gelisah, menangis, bahkan marah selama atau setelah menyusui karena mereka tidak merasa kenyang.
Sementara beberapa Mama mungkin bisa merasakan proses mengASIhi yang sangat sakit karena peletakan yang nggak optimal. Padahal, menyusui adalah proses yang seharusnya menyenangkan meskipun terkadang melelahkan.
Jika dibiarkan terus-menerus, bayi bisa tumbuh tidak sesuai tahapan perkembangannya karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dari ASI atau susu formula karena adanya tongue tie.
Ciri-Ciri Tongue Tie Pada Bayi
Harus diakui saya salah satu orang tua yang kurang aware mengenai masalah lip & tongue tie ini. Saya yang sebagai orang tua baru yang belum punya pengalaman mengASIhi sama sekali, hanya fokus pada kelas melahirkan dan mengurus newborn, padahal ada proses mengASIhi selama dua tahun.
Proses menyusui kala itu sangat sakit meskipun saya mencoba beberapa posisi menyusui. Anak saya pun cenderung sering dan lama setiap menyusu. Namun, begitu screening tumbuh kembang di RS, berat badan anak saya hanya naik 200 gram selama dua bulan berturut-turut.
Padahal, menurut alodokter.com, dikatakan bayi 1 bulan minimal kenaikan berat badannya adalah 800 gram, sedangkan bayi 2 bulan pertambahan berat badan minimal 900 gram. Sebagai orang tua, saya dan suami penasaran sampai saya mengikuti Kelas Menyusui Online dan di salah satu materinya membahas mengenai lip & tongue tie pada bayi.
Segera saya mendatangi dokter spesialis anak yang juga memiliki pelayanan konsultasi laktasi. Di sanalah saya baru mengetahui jika anak saya memiliki lip & tongue tie yang membuat berat badan naik sedikit dan proses menyusui yang sangat menyakitkan.
Mungkin masih banyak orang tua yang tidak menyadari jika bayi mereka memiliki tongue tie. Namun, jika Mama dan Ayah merasa kesulitan selama proses mengASIhi dan pertumbuhan bayi yang kurang maksimal, maka cobalah untuk melakukan screening lebih lanjut ke dokter spesialis anak.
Namun, sebagai informasi awal, berikut inilah ciri-ciri tongue tie pada bayi.
- Bayi kelihatan menelan atau tidak mampu menelan dengan baik saat menyusui.
- Bayi sering gelisah, menangis, dan marah selama atau setelah menyusui.
- Bayi mengalami kembung.
- Pertumbuhan perkembangan yang kurang maksimal karena kurangnya nutrisi.
- Lidah bayi terlihat mengkerut atau tidak bisa dijulurkan dengan baik.
- Lidah bayi terlihat membentuk hati atau bentuk lain yang tak normal.
- Berulang kali memasukkan dan mengeluarkan puting payudara sehingga proses menyusu menjadi lebih lama.
- Kesulitan menggerakkan lidah ke atas atau ke samping.
- Membuat suara “ck” atau “klik” saat menyusu.
- Sering tertidur saat menyusu.
- Nyeri puting payudara saat dan setelah menyusui. Bahkan payudara Mama bisa mengalami peradangan atau mastitis.
Klasifikasi Tongue Tie
Ada beberapa klasifikasi tongue tie yang digunakan untuk menentukan derajat keparahan tongue tie. Seperti dikutip dari praborinilactationteam.com, ada beberapa metode klasifikasi tongue tie dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
- Mengukur jarak frenulum dari ujung lidah dan mengukur tinggi lidah ketika lidah diangkat.
- Melihat tampilan tepi lidah dan apakah ada indentasi lidah atau heart shape.
- Menilai fungsi dan kemampuan menjulur dan mengangkat lidah.
- Mengamati adakah kesulitan proses menyusui.
- Masalah gangguan bicara.
Umumnya dokter spesialis anak akan menggunakan klasifikasi menurut Kotlow berdasarkan jarak antara ujung lidang dengan perlekatan frenulum:
- Type I: Mild ankyloglossia (12-16 mm)
- Type II: Moderate (8-11 mm)
- Type III: Severe (3-7 mm)
- Type IV: Complete (<3 mm)
Sementara menurut klasifikasi Coryllos, ada beberapa jenis ankyloglossia atau tongue tie, yakni:
Type 1 : Kondisi frenulum terikat sampai ujung lidah
Type 2 : frenulum terikat 2-4 mm dari ujung lidah
Type 3 : Kondisi frenulum terikat di tengah lidah dan biasanya ketat dan kurang elastis
Type 4 : Frenulum terikat di pangkal lidah, tebal, tampak mengkilat dan sama sekali tidak elastis yang membatasi pergerakan di dasar lidah.
Pada Type 1 dan Type 2 dianggap sebagai tongue tie “klasik” yang paling umum dan jelas. Sementara Type 3 dan 4 lebih jarang terjadi dan karena lebih sulir divisualisasikan, tipe ini kemungkinan besar tidak diobati.
Bagaimana Cara Mengobati Tongue Tie Anak?
Mama dan Ayah mungkin bertanya-tanya, apa sih yang menyebabkan kondisi tongue tie pada anak? Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab tongue tie. Namun, pada beberapa kasus, bayi dengan kondisi ini memiliki orang tua dengan riwayat yang sama.
Lalu, bagaimana cara mengobati tongue tie? Untuk melakukan screening, pastikan Mama dan Ayah bersama-sama ke dokter anak dengan spesialisasi konselor laktasi. Ada banyak rekomendasi konselor laktasi di Jabodetabek.
Sebelum memeriksa kondisi bayi, dokter akan menanyakan beberapa hal, termasuk bertanya mengenai masalah yang Mama alami saat menyusui bayi. Setelahnya, dokter akan memeriksa fisik pada mulut bayi untuk melihat tipe tongue tie.
Untuk mengobatinya, dokter akan melakukan frenotomi atau insisi yang tergolong ringan. Prosedur ini akan memotong bagian frenulum dengan satu sayatan menggunakan gunting steril atau pisau bedah. Proses ini hanya bisa dilakukan pada bayi, tanpa obat bius. Pendarahan akibat insisi tongue tie hanya sedikit sehingga bayi bisa langsung menyusu.
Meskipun tindakan frenotomi telah dilakukan, tugas Mama dan Ayah belum selesai. Masih ada senam lidah yang harus dilakukan agar lidah bayi cepat sembuh dan tidak menempel lagi. Caranya dengan memijat atau massage bagian tongue tie, memutar-mutar pipi untuk merangsang lidah, hingga ke langit-langit atau rongga mulut. Pastikan Mama dan Ayah dapat bekerja sama untuk menjalankan senam lidah ini karena hal ini bisa cukup melelahkan karena akan mendengar suara tangisan Si Kecil.
Penutup
Lalu bagaimana jika anak baru ketahuan punya tongue tie saat besar? Jika anak sudah cukup besar, frenulum terlalu tebal untuk dipotong, dan tongue tie memberikan dampak seperti kesulitan bicara, masalah pernapasan, hingga kesulitan mengunyah, dibutuhkan frenuloplasty.
Prosedur ini akan memotong frenulum lidah dengan alat khusus lalu menjahit bekas lukanya. Frenuloplasty dilakukan setelah pasien dibius terlebih dahulu. Pada masa pemulihan, pasien membutuhkan terapi wicara dan latihan lidah untuk mengembalikan kemampuan pergerakan lidah.
Demikian informasi seputar tongue tie pada bayi. Sebelum memutuskan apakah perlu dilakukan insisi atau tidak, penting banget untuk konsultasi dengan dokter spesialis anak. Dokter akan mengevaluasi dan membantu memberi saran mengenai tindakan medis tertentu.
2 thoughts on “Mengenal Lip & Tongue Tie Pada Bayi”