Apa Saja Peran Ayah dalam IMD saat Istri Melahirkan?

Saat istri lahir, Ayah memiliki peran banyak, salah satunya dalah me-support IMD. Apa saja peran ayah dalam IMD? Simak di sini

Herti Annisa

Peran Ayah

Menjelang hari persalinan yang semakin dekat, membuat perasaan Mama & Ayah diliputi kebahagiaan sekaligus cemas, terlebih lagi jika Anda baru akan melahirkan pertama kali. Ada banyak persiapan yang sudah dilakukan menjelang persalinan, seperti mencari informasi proses melahirkan, packing barang-barang untuk persalinan, hingga menyiapkan dokumen administrasi yang tentunya dibutuhkan selama di rumah sakit. 

Namun, sudahkah Mama & Ayah mempelajari proses IMD? Bagaimana peran Ayah dalam IMD untuk menyukseskan rencana asi eksklusif? Berikut ini beberapa hal mengenai proses IMD yang perlu Mama & Ayah ketahui. 

Apa Itu IMD?

Inisiasi Menyusui Dini atau IMD adalah proses awal di mana bayi akan mencoba menyusu sendiri dengan cara meletakkannya di atas dada Mama, lalu membiarkan bayi mencari puting sendiri untuk menyusu.

IMD direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) untuk setiap Mama yang baru melahirkan. Proses ini harus segera dilakukan setelah bayi lahir atau 1 jam pertama. IMD dilakukan tanpa kain apa pun, sehingga terjadi kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit Mama (skin-to-skin contact). Dengan begitu, bayi akan merangkak mencari payudara Mama (breast crawl). 

Peristiwa menakjubkan ini tentunya akan membangun bonding antara bayi dengan Mama. Namun, proses IMD juga memerlukan dukungan dari seluruh anggota keluarga dan tim kesehatan selama proses persalinan. Pasalnya, IMD sebaiknya dilakukan dengan suasana tenang, nyaman bagi Mama dan bayi, hingga kesabaran untuk menunggu bayi menemukan puting. 

Manfaat IMD Bagi Bayi

Mama & Ayah, tau nggak sih kalau ada banyak sekali manfaat IMD untuk bayi? Skin to skin Mama dan bayi bisa membantu meregulasi suhu tubuh bayi baru lahir dan memungkinkan bayi terpapar bakteri baik dari kulit Mama. Hal ini akan membuat perlindungan dari penyakit menular dan membantu membangun sistem imunitas bayi. 

Lalu apa saja manfaat IMD untuk bayi? 

  • Skin to skin contact yang terjadi, akan memperkuat bonding Mama dengan bayi. Kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit mama membantu menjaga suhu tubuhnya tetap hangat. 
  • Manfaat IMD selanjutnya adalah meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Memisahkan bayi baru lahir dengan Mama ternyata bisa menurunkan daya tahan tubuhnya. Namun, dengan inisiasi menyusui dini, daya tahan tubuh bayi dalam kondisi prima. Proses bayi merangkak, menjilat, dan menyusu pada payudara Mama berperan sebagai kontak mikrobiom, yakni proses mendapatkan bakteri baik.
  • IMD juga mendukung keberhasilan ASI eksklusif. Bayi bisa mendapatkan kolostrum, yakni cairan ASI yang pertama kali keluar dari hari pertama hingga hari kelima setelah persalinan. ASI kolostrum ini berwarna kuning pekat yang kental dan lengket, tetapi kandungannya sangat kaya akan sel darah putih dan antibodi, terutama immunoglobulin A, kandungan protein, mineral, dan vitamin larut lemak (A, E, dan K). 
  • IMB juga memicu produksi prolaktin yang merupakan hormon perangsang produksi ASI sehingga dapat membantu memastikan asupan ASI yang cukup untuk bayi. Semakin sering bayi menyusu dan merangsang puting, semakin banyak prolaktin yang diproduksi.
  • Manfaat IMD juga bisa membuat Mama lebih tenang dan bahagia. Saat melahirkan, tubuh akan memproduksi banyak hormon, salah satunya oksitosin. Proses IMD membantu mengeluarkan hormon oksitosin yang berperan besar dalam produksi ASI. Pastikan Mama mengASIhi setiap 2-3 jam sekali, ya, untuk merangsang hormon oksitosin dan payudara. 

Bagaimana Prosedur Melakukan IMD Pasca Melahirkan? 

Begitu mengetahui manfaat dan pentingnya melakukan IMD, Mama dan Ayah mungkin bertanya-tanya, seperti apa sih proses IMD pasca-melahirkan? Dikutip dari idai.or.id, seperti inilah prosedur melakukan IMD.

  1. Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi, letakkan bayi di atas perut Mama (bila sectio, bayi diletakkan di atas dada). Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali kedua tangannya. Bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantunya mencari puting Mama yang mempunyai bau yang sama. Maka agar baunya tetap ada, dada Mama juga tidak boleh dibersihkan. Mengeringkan tubuh bayi tidak perlu sampai menghilangkan verniks karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
  2. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas perut Mama dengan kepala bayi menghadap ke arah kepala Mama.
  3. Jika ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan menyelimuti Mama dan bayinya, dan kenakan topi pada kepala bayi.
  4. Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang, menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi dapat melihat areola yang berwarna lebih gelap dan bergerak menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada Mama. Ini merupakan stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara Mama.
  5. Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan mengangkat kepala, mulai mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai antara 27 – 71 menit.
  6. Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung sebentar sekitar 15 menit. Setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada keinginan bayi untuk menyusu. Selama menyusu bayi akan mengoordinasi gerakan menghisap, menelan, dan bernapas.
  7. Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru tindakan asuhan keperawatan seperti menimbang, pemeriksaan antropometri lainnya, penyuntikan vitamin K1, dan mengoleskan salep pada mata bayi dapat dilakukan.
  8. Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau pada hari berikut.
  9. Bayi tetap berada dalam jangkauan Mama agar dapat disusukan sesuai keinginan bayi melalui rooming in atau rawat gabung.

Peran Ayah dalam IMD untuk Mendukung Istri

Proses inisiasi menyusui dini dapat berhasil diterapkan jika Mama menjalani proses persalinan yang siap fisik dan mental. Perlu diingat jika keberhasilan IMD juga membutuhkan peran aktif dan dukungan positif seluruh keluarga, terutama dukungan Ayah.

Yah, tau nggak sih kalau peran Anda dalam mendampingi Mama sejak proses persalinan hingga selama IMD dilakukan dapat meningkatkan rasa percaya diri serta rasa aman bagi istri Anda. Dengan mendukung proses IMD pada istri, seorang Ayah bisa turut membantu dalam memberikan ASI eksklusif bagi sang buah hati.

Lalu apa saja yang bisa Ayah lakukan untuk membantu proses IMD ini? 

Mencari RS yang tepat untuk proses IMD

Ayah bisa berkontribusi untuk mengumpulkan informasi rumah sakit di dekat rumah yang mendukung proses inisiasi menyusui dini. Anda bisa bertanya langsung kepada dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau obgyn mengenai proses IMD di rumah sakit. Tanya bagaimana proses IMD jika istri melahirkan secara alami atau operasi caesar. 

Berada di samping istri

Pastikan Ayah mengetahui HPL (hari perkiraan lahir) sehingga Anda bisa mengambil cuti untuk menemani istri selama proses melahirkan. Tanyakan juga apakah Ayah diperbolehkan masuk untuk berada di samping istri selama proses IMD. 

Pasalnya, keberadaan suami di samping istri selama proses IMD akan meningkatkan rasa nyaman dan aman. Tanyakan kepada istri, apa yang dibutuhkan agar proses IMD berjalan dengan lancar. 

Melakukan skin to skin 

Inisiasi menyusui dini (IMD) memang hanya bisa dilakukan oleh istri Anda. Namun, Ayah bisa melakukan skin to skin contact bersama sang buah hati. Skin to skin antara Ayah memiliki manfaat luar biasa, seperti: 

  • Menggendong sang bayi di kulit Ayah dalam posisi kangguru, mampu meningkatkan perkembangan jalur saraf penting yang mempercepat pematangan otak.
  • Skin to skin contact dapat menenangkan sang buah hati sehingga kadar kortisol atau hormon stress akan menurun.
  • Meningkatkan kualitas tidur anak. Selama skin to skin, anak bisa tertidur dengan mudah dan tenang di pelukan Ayah. 
  • Selama Ayah melakukan skin to skin contact minimal 60 menit, hal ini bisa memberikan waktu untuk istri Anda beristirahat atau me time sehingga peran mengasuh menjadi tugas berdua.
  • Sistem kekebalan tubuh Ayah yang matang, dapat meneruskan antibodi melalui kulit sang buah hati. Hal ini meningkatkan hidrasi kulit dan menghalangi bakteri berbahaya masuk ke kulit anak.

Mendukung istri dalam asi eksklusif

Peran Ayah dalam IMD tentunya akan berlangsung begitu istri pulang dari rumah sakit. Untuk mendukung asi eksklusif, Ayah bisa terus menyemangati istri. Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan, seperti membantu pekerjaan rumah atau domestik, memperhatikan asupan makanan istri agar produksi ASI lancar, pelajari pijat laktasi, dan pastinya turut terlibat dalam merawat anak, seperti memandikan, mengganti pampers, dan lainnya. 

Pastikan untuk menyadari jika istri Anda sedang mengalami baby blues. Dampingi dan segera mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater demi kesehatan mental istri Anda.

Peran ayah dalam IMD ternyata banyak banget ya Mah, Yah. Dampingan Ayah sejak awal persalinan, proses IMD, dan membantu merawat anak bisa meningkatkan rasa percaya diri dan rasa aman bagi Mama.

Tags

Related Post

1 thought on “Apa Saja Peran Ayah dalam IMD saat Istri Melahirkan?”

  1. Pingback: Mengenal Lip & Tongue Tie Pada Bayi - DailyParents ID

Leave a Comment