Hadirnya buah hati menjadi hal yang paling ditunggu sekaligus mendebarkan. Bagaimana tidak? Ayah dan Mama punya tanggung jawab besar seumur hidup. Tak ayal, isu mengenai baby blues kerap disuarakan, khususnya bagi kaum wanita.
Seorang Mama rentan mengalami baby blues syndrome. Namun, tahukah kalau hal ini juga bisa dirasakan seorang Ayah? Dikutip dari halodoc.com, satu dari 10 ayah mengalami depresi pascanatal atau depresi setelah kelahiran bayi.
Ada beberapa penyebab baby blues pada Ayah. Kondisi ini nggak boleh dibiarkan. Ayah juga membutuhkan dukungan, dorongan, dan safe place untuk menyampaikan kekhawatirannya. Terlebih lagi banyak Ayah yang tidak menyadari jika ia mengalami baby blues syndrome.
Dibentuk harus selalu kuat sejak kecil, membuat banyak ayah akhirnya mengubur perasaannya. Kenali yuk, penyebab baby blues pada ayah dan kenapa ini bisa terjadi.
1. Perubahan sosial dan rutinitas
Banyak Ayah yang mengalami cemas karena perubahan di kehidupan sosial dan rutinitasnya. Kalau sebelumnya Ayah bisa mudah pergi-pergian atau nikmati hobi. Setelah istri hamil dan melahirkan, prioritas tentu aja berbeda.
2. Kurang tidur
Sama seperti Mama, Ayah yang suportif tentu aja merasakan kurang tidur. Mereka harus lebih sigap dan merelakan waktu tidurnya untuk mengganti popok atau menggendong Si Kecil saat terbangun di malam hari.
3. Masalah finansial
Penyebab baby blues pada seorang ayah bisa karena masalah finansial. Depresi ini dirasakan saat Ayah harus mengatur pengeluaran karena ada biaya tambahan, seperti kebutuhan bayi, biaya kesehatan, hingga pendidikan anak.
BACA JUGA: 7 Perubahan Pria Setelah Menjadi Seorang Ayah
4. Merasa kurang diperhatikan
Setelah melahirkan, istri pastinya akan mencurahkan perhatiannya kepada si Kecil. Fokus yang terbagi ke anak membuat istri mungkin enggan bermesraan karena rasa lelah. Hal ini bisa membuat Ayah merasa diabaikan.
5. Istri mengalami baby blues
Kesehatan mental istri pasca melahirkan juga akan berpengaruh ke Ayah. Pria dengan istri baby blues, lebih rentan mengalami sindrom serupa. Misalnya, setelah melahirkan, istri menjadi lebih sering sedih dan murung, seorang suami bisa merasa gagal menjadi sosok pelindung.
Bedanya, seorang ibu bisa lebih ekspresif menceritakan perasaannya. Mereka nggak segan untuk curhat ke teman atau komunitas sesma ibu. Berbeda dengan ayah yang mengalami baby blues karena ia cenderung diam dan tak menunjukkan perasaannya.
Kebanyakan ayah berpikir mereka bisa menghandle emosi dan perasaannya. Padahal kalau tidak segera diatasi, bisa mengalami Parental Postpartum Depression yang jika berlangsung lama bisa memengaruhi psikologis ayah.
Dilansir dari alodokter.com, selain faktor baby blues di atas, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko pria mengalami depresi setelah berstatus menjadi ayah, seperti:
- Memiliki riwayat gangguan mental, seperti depresi dan gangguan cemas.
- Pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan dibesarkan dalam keluarga tidak harmonis.
- Belum siap menjadi ayah.
- Tidak memiliki figur ayah yang bisa menjadi panutan.
Lantas apa yang bisa dilakukan saat Ayah mengalami baby blues? Jika Ayah merasa mudah tersinggung, muncul rasa cemas, tubuh tidak bertenaga, menarik diri dari keluarga, hingga tidak bisa memulai ikatan batin dengan bayi, hal tersebut menjadi gejala baby blues.
Utarakan apa yang dirasakan kepada istri. Dukungan dari pasangan bisa menjadi penguat untuk menjalani misi baru sebagai orang tua. Jika setelah beberapa waktu kondisi tidak membaik, segera temui bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater.
1 thought on “5 Penyebab Baby Blues Pada Ayah, Jangan Dianggap Enteng”