Salah satu fase yang harus dilewati oleh orangtua dalam mengasuh anak usia dini adalah toilet training. Bagaimana cara memulai toilet training pada anak?
Proses toilet training merupakan proses melatih si kecil untuk bisa melakukan BAK dan BAB sendiri. Poinnya adalah mengajarkan si kecil untuk lebih mengenali tanda-tanda yang dialami oleh tubuhnya dan menggunakan toilet dengan benar di waktu yang tepat (saat terasa ingin BAK atau BAB).
Namun, banyak Mama dan Ayah yang masih bingung kapan sebaiknya hal ini dimulai serta bagaimana cara memulainya?
Maka dari itu, mari kita bahas segala hal yang berhubungan dengan toilet training ini, mulai dari kapan bisa dimulai, sampai cara dan alat yang digunakan dalam melakukan prosesnya.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Melatih Toilet Training?
Sebetulnya tidak ada batasan umur kapan Si Kecil mulai bisa dilatih untuk toilet training. Namun, Mama dan Ayah bisa melihat tanda-tanda kesiapan si kecil, seperti:
- Sudah bisa mengerjakan perintah sederhana
- Sudah bisa memberitahu saat ia ingin BAK atau BAB (poin ini bisa dilatih, lho)
- Popoknya kering lebih dari 2 jam, atau bahkan kering semalaman
- Tidak betah saat popoknya kotor
- Menghentikan aktivitas saat ingin BAK atau BAB
- Anak sudah bisa melepas celana atau popoknya sendiri
- Anak sudah memahami cara menggunakan toilet atau potty training
- Senang meniru apa yang dilakukan orang tua atau anak yang lebih besar
- Muncul ketertarikan, bahkan mengikuti saat Mama menggunakan toilet
Tanda-tanda kesiapan tersebut mungkin terjadi pada rentang umur anak 18 bulan hingga 2 tahun. Saya sendiri melakukan toilet training kepada ketiga anak saya saat mereka memasuki usia 18 bulan.
Namun, ada juga beberapa anak yang masih belum menunjukkan tanda-tanda tersebut saat mereka berumur 3 tahun. Hal ini tidak mengapa ya, berarti mereka memang masih membutuhkan waktu sampai mereka betul-betul siap.
Saat melakukan toilet training di waktu yang tepat (anak menunjukkan tanda kesiapan), biasanya prosesnya akan menjadi lebih mudah dan lebih cepat.
Berapa Lama Proses Toilet Training?
Kalau dihitung sejak dimulainya proses toilet training, biasanya akan dilalui selama rentang waktu 3 sampai 6 bulan.
Lagi-lagi, berhubung perkembangan setiap anak berbeda, lama waktu yang dibutuhkan untuk “lulus” dari toilet training ini juga bisa lebih lama ataupun lebih sebentar, ya.
Anak pertama saya contohnya. Dia membutuhkan waktu sampai 9 bulan untuk berani dan tuntas BAB di toilet kamar mandi. Walaupun BAK-nya membutuhkan waktu hanya sekitar 3 hari saja.
Entah kenapa, dia sama sekali tidak mau melakukannya di toilet. Namun, dia bisa memberi tanda ingin BAB dan mengeluarkan pupnya di popok atau bahkan di lantai rumah.
Setelah akhirnya berhasil “memakai” potty chair beberapa kali, barulah dia mau BAB di toilet kamar mandi.
Persiapan yang Dilakukan Sebelum Toilet Training
Begitu anak sudah memperlihatkan tanda kesiapan toilet training, giliran Mama dan Ayah yang mulai melakukan persiapan.
Mama dan Ayah bisa melakukan beberapa hal ini ya sebagai persiapan memulai proses toilet training pada si kecil:
- Mengganti popok si kecil di kamar mandi
- Mengenalkannya kata yang tepat untuk menjelaskan BAK dan BAB, bisa pipis untuk BAK atau pup untuk BAB
- Persiapkan alat toilet training yang tepat
- Sebaiknya persiapkan lap khusus juga untuk membersihkan pup atau pipisnya di lantai
Alat Toilet Training
Cara memulai toilet training pada anak selanjutnya adalah menyiapkan beberapa alat. Ada beberapa alat yang sering dipakai saat si kecil melakukan toilet training, seperti potty chair, potty seat, juga training pants.
Apa bedanya antara potty chair dengan potty seat?
Potty Chair
Potty chair merupakan alat toilet training yang berbentuk menyerupai kursi atau tempat duduk dengan wadah yang bisa dilepas. Alat ini bisa diletakkan di mana saja di dalam rumah untuk membiasakan anak BAB dan BAK di tempat khusus.
contoh gambar potty chair – by BAEWNQCTYB0 dari canva pro
Saat mereka BAK atau BAB di potty chair ini, pipis atau pupnya akan tertampung di wadah yang bisa dilepas tadi, sehingga kita bisa membuangnya di kloset kamar mandi.
Mama dan Ayah bisa meletakkan potty chair ini bertahap dan pelan-pelan semakin mendekat ke kamar mandi.
Tujuan akhirnya Mama dan Ayah jadi bisa mengarahkan si kecil menggunakan kloset yang ada di kamar mandi/toilet.
Potty Seat
Berbeda dengan potty chair yang bisa diletakkan di mana saja, potty seat ini untuk membantu si kecil duduk di kloset kamar mandi.
Bentuknya yang menyerupai dudukan kloset namun dengan ukuran yang lebih kecil membuat si kecil bisa duduk dengan nyaman saat BAK atau BAB.
Potty seat juga hadir dalam dua jenis, yang dengan pegangan atau tanpa pegangan. Saya sendiri memilih potty seat dengan pegangan agar lebih tenang dan agar si kecil juga duduk lebih nyaman.
Training Pants
Training pants berbeda dengan 2 alat sebelumnya. Namanya “pants” karena memang berbentuk celana yang dapat menampung cairan pipis anak sementara tanpa menjadikan celananya basah.
Mungkin Mama dan Ayah dapat menggunakan training pants untuk berjaga-jaga dan menghindari pipis atau pup anak tercecer di sembarang tempat.
Saya pribadi tidak menggunakan training pants, sih. Jadi saya sudah bersiap saat nantinya capek membersihkan BAK atau BAB Si Kecil di lantai.
Untungnya membersihkan bekas pup di lantai hanya terjadi pada anak pertama. Anak kedua dan ketiga hanya pipis saja yang tercecer sehingga lebih mudah untuk dibersihkan.
Cara Mengajarkan Anak Toilet Training
Setelah melakukan persiapan, baik peralatan maupun persiapan mental, saatnya mengatur strategi dan menentukan cara terbaik dalam melakukan toilet training kepada si kecil.
Cara toilet training setiap orangtua sangat mungkin berbeda lho. Karena memang terdapat beberapa metode dalam melakukan toilet training.
1. Mengajaknya ke Toilet dan Mendudukkannya di Kloset/Potty chair Secara Rutin
Misalnya saja, saya lebih memilih untuk mengajak anak setiap 1 atau 2 jam sekali ke toilet untuk mengatur waktu BAB dan BAK-nya.
Cara ini memang paling berhasil saya terapkan untuk ketiga anak saya karena lama-kelamaan Si Kecil akan terbiasa untuk BAB atau BAK di toilet. Bahkan mereka jadi memikirkan apakah sudah waktunya BAB atau BAK.
Kalau mereka merasa belum waktunya, Si Kecil akan menolak ajakan Mama dan Ayah untuk ke toilet. Percayakan saja ya saat mereka menolak karena artinya Si Kecil sudah mulai bisa merasakan tanda ingin pipis atau pup sendiri. 🙂
2. Perhatikan Perubahan Ekspresi Wajah si Kecil
Namun, beberapa orangtua lainnya mungkin memilih untuk memperhatikan ekspresi wajah si kecil. Saat Mama dan Ayah melihat ekspresinya berubah, tanyakan atau ajak ke toilet untuk BAB atau BAK.
Mama dan Ayah juga bisa membiarkan Si Kecil untuk pipis atau pup di celananya saja agar dia merasa tidak nyaman.
Dengan munculnya perasaan tidak nyaman tersebut, nantinya anak akan terbiasa memberitahu sebelum pipis atau pupnya keluar.
3. Ingatkan si Kecil untuk Memberi Tahu saat Mereka Ingin BAK atau BAB
Jangan lelah untuk mengingatkan si kecil agar memberi tahu Mama dan Ayah saat mereka ingin BAK atau BAB ya.Cara ini dilakukan beriringan dengan dua cara sebelumnya.
4. Lepas Popoknya saat Malam
Nah, begitu Mama dan Ayah melihat popoknya kering terus sepanjang malam, mungkin bisa mempertimbangkan untuk melepas popok saat si kecil tidur.
Namun jangan lupa untuk langsung mengajaknya ke toilet begitu Si Kecil bangun tidur. Karena biasanya mereka mengeluarkan semua pipis yang tertampung semalaman begitu mereka terbangun.
5. Perkenalkan Rutinitas Sebelum Tidur
Seiring dengan melakukan proses toilet training, Mama dan Ayah juga bisa sekaligus mengenalkan si kecil dengan rutinitas sebelum tidur.
Rutinitas sebelum tidur yang biasa kami lakukan adalah sikat gigi dan pipis sebelum mereka menuju kasur dan bersiap tidur. Kami juga tidak memberikan si kecil cemilan atau minuman manis 1 jam sebelum tidur.
Dengan membiasakannya mengosongkan kandung kemih sebelum tidur, si kecil bisa terbebas dari ompol sepanjang malam.
Namun kalau mengompol, Mama dan Ayah bisa memperhatikan kembali pada jam berapa biasanya Si Kecil gelisah. Biasanya saat mereka gelisah, saat itulah Si Kecil merasa ingin pipis.
Segera bawa Si Kecil ke toilet dan ingatkan kalau si kecil juga bisa membangunkan Mama dan Ayah saat terasa ingin BAK atau BAB di malam hari.
6. Ajari si Kecil Urutan Membersihkan Area Pribadinya
Langkah setelah si kecil mulai terbiasa ke toilet adalah Mama dan Ayah bisa mulai mengajarkannya urutan ke toilet sendiri. Biasanya langkah ini sudah mulai diterapkan saat anak memasuki usia 2-3 tahun.
Namun mungkin akan mulai lancar di umur 4 tahun, terutama bagian membersihkan area pribadinya sendiri.
- Segera ke toilet saat merasa ingin BAK atau BAB
- Membuka celana
- Duduk di kloset/potty chair
- Membasuh setelah selesai BAK dan BAB
- Menyiram
- Mengenakan Celana
- Mencuci Tangan
7. Bekerja Sama dengan Support System
Pastikan semua pengasuh atau lingkungannya melakukan yang kita lakukan juga ke si kecil saat toilet training ya karena dengan lingkungan yang mendukung, proses toilet training akan menjadi lebih mudah.
It takes a village to raise a kid
Tips Memulai Toilet Training Pada Anak
Dalam proses toilet training, pastinya akan terjadi hal-hal yang mungkin tak terduga, seperti misalnya saja anak ternyata masih pipis di celana, padahal sebelumnya sudah bisa memberi tahu Mama dan Ayah saat dirinya mau pipis.
Nah, beberapa tips ini dapat membantu Mama dan Ayah untuk tetap lancar dalam melakukan toilet training kepada Si Kecil.
- Tetap tenang saat belum berhasil atau anak masih mengompol. Berusahalah memahami kondisi saat si kecil mengompol. Bisa jadi karena perasaannya memang sedang tidak enak. Tetap berikan pengertian dan ingatkan untuk tidak lupa memberi tahu Mama dan Ayah saat si kecil mulai terasa ingin BAK atau BAB.
- Puji keberhasilannya saat si kecil benar berhasil BAK atau BAB di kamar mandi/toilet.
- Jangan memaksa si kecil untuk segera menguasai keterampilan toilet training. Karena dengan memaksa, justru akan memperlambat prosesnya.
- Berikan buku bacaan. Seperti Soundbook Toilet Training Shimajiro atau Healthy Kids dari Mizan.
Rupanya banyak ya hal yang harus kita ketahui dan catat mengenai cara memulai toilet training pada anak. Semoga Mama dan Ayah sudah bersiap untuk melangkah ke fase ini, ya, arena itu tandanya Mama dan Ayah juga menyiapkan si kecil untuk semakin mandiri dan berdaya akan dirinya sendiri.
Sumber:
https://kidshealth.org/en/parents/toilet-teaching.html
https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=toilet-training-90-P02300
4 thoughts on “A-Z yang Perlu Diketahui Mengenai Cara Memulai Toilet Training Pada Anak”