Berlaku Adil Kepada Anak, Gimana Caranya Ya?

Menjadi orangtua yang memiliki lebih dari satu anak tidaklah mudah. Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana berlaku adil kepada anak.

Istiana Sutanti

kakak adik sedang bermain

Menjadi orangtua yang memiliki lebih dari satu anak tidaklah mudah. Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana berlaku adil kepada anak.

Adil bukan berarti memberikan hal yang sama kepada semua anak. Seperti contoh saat sepatu anak ketiga sudah rusak dan memang butuh membeli yang baru, maka tidak otomatis anak pertama dan anak kedua juga dibelikan sepatu baru.

Karena anak pertama dan kedua memang belum membutuhkan sepatu yang baru.

Nah, bagi sebagian anak, terkadang hal seperti itu menjadikan kita orangtua yang tidak adil, maka sekarang saatnya mendefinisikan ulang kata “adil” kepada anak-anak.

Bagaimana caranya berlaku adil kepada anak? Apa yang harus Mama dan Ayah lakukan untuk menghadirkan rasa adil dalam rumah? Disadur dari imperfectfamilies, yuk simak terus artikel ini.

Menyadari Jika Setiap Anak Berbeda

Anak pertama sering sekali memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak kedua. Bisa jadi anak pertama lebih suka kalau diajak bermain oleh orangtuanya, namun anak kedua bisa cukup dengan berdampingan dalam satu ruangan walaupun mengerjakan aktivitas yang berbeda.

Untuk itulah, sebagai orangtua juga harus menanamkan ke dalam pikiran “Jangan cintai anak secara adil, tapi cintailah secara individual, karena setiap anak berbeda.”

Mama dan Ayah akan merasakan rasa cinta yang berbeda kepada setiap anak. Karena mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, juga memiliki karakteristik yang berbeda, serta bakat dan minat yang juga berbeda.

Ditambah, kebutuhan setiap anak pun akan berbeda. Maka, hargailah setiap keunikan yang ada pada setiap anak.

Hal ini akan memudahkan Mama dan Ayah dalam menjelaskan kepada setiap anak juga kalau mereka merupakan individu yang berbeda dan tidak harus sama dengan saudaranya.

Adil Tidak Harus Sama – Utamakan memenuhi kebutuhan anak

Sumber: freepik/pch.vector

Berhubung setiap anak itu berbeda, maka kebutuhannya pun pasti berbeda. Anak yang paling kecil misalnya, sedang butuh diajak main dan diberi stimulasi yang bermanfaat di masa usia dininya.

Sedangkan kakaknya, butuh murojaah bersama ataupun ditemani mengerjakan tugas. Dengan memahami kebutuhan yang berbeda (walaupun sama-sama quality time), maka kita akan memberi pengertian juga ke anak-anak kalau: Adil itu tidak harus sama!

Seperti contoh sepatu tadi, maka begitu anak ketiga dibelikan sepatu lalu saudaranya protes karena menginginkannya juga, kita bisa memberinya pengertian kepada saudaranya yang lain. Adik memang sepatunya rusak dan butuh beli yang baru, sedangkan kakak sepatunya masih bagus dan masih berfungsi dengan baik.

Maka hal tersebut bisa memberi pemahaman lebih dalam lagi kepada anak, bahwa adil itu kalau kebutuhan setiap anak terpenuhi. Bukanlah kalau setiap anak diberikan hal yang sama.

Latih Anak Merasakan Emosinya Sendiri

Ajarkan anak untuk merasakan emosinya sendiri. Walaupun kita sudah memberi anak pengertian kalau dia tidak bisa membeli barang yang sama kepada saudaranya, namun dia masih memiliki perasaan sedih.

Jadi, perasaan sedih tersebut harus dikenali dan dirasakan untuk selanjutnya bisa dirasakan juga perasaan sedih tersebut akan pergi secara perlahan.

Anak jadi memahami, punya perasaan sedih itu wajar dan memang begitulah sifatnya perasaan, akan datang dan akan pergi seiring perasaan yang lainnya hadir.

Perkuat Ikatan Antar Saudara dengan Melatih Empati

Sumber: Freepik/jcomp

Begitu anak bisa merasaan perasaannya sendiri, selanjutnya kita bisa melatih empati untuk saudaranya.

Misalnya, “Kakak keliatan sedih dek, kita elus elus punggungnya yuk!”. Atau, “Adik sepertinya butuh sesuatu, apa butuh selimut ya untuk bisa tidur?”

Beri Kesempatan yang Sama

Berapapun usia anak, apapun gendernya, anak akan memiliki kesempatan yang sama dan tugas Mama dan Ayahlah sebagai orangtua untuk memberi mereka kesempatan tersebut.

Maka, tidak peduli anak laki-laki maupun perempuan, mereka bisa bermain bola, bisa mencoba panjat memanjat, atau memasak. Biarkan anak belajar berhasil dan gagal dengan apa yang sedang mereka kerjakan.

Itulah cara berlaku adil kepada anak di rumah. Semoga Mama & Ayah tidak khawatir lagi memaknai adil atau tidak adil di rumah, ya.

Tags

Related Post

Leave a Comment