Anak Jadi Pelaku Bullying, Apa yang Harus Kita Lakukan? 

Kasus bullying atau perundungan kerap terjadi di lingkungan sekolah dan kelompok bermain. Bahkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan ada sekitar 3.800 kasus perundungan di

Herti Annisa

Anak Jadi Pelaku Bullying

Kasus bullying atau perundungan kerap terjadi di lingkungan sekolah dan kelompok bermain. Bahkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan ada sekitar 3.800 kasus perundungan di Indonesia sepanjang 2023 seperti dikutip dari suarasurabaya.net.

Beberapa minggu lalu Mama & Ayah mungkin kerap mendengar kasus bullying di sekolah swasta hingga pondok pesantren yang menyebabkan korban dirawat bahkan meninggal.

Patah hati orang tua bukan cuma melihat anak menjadi korban bullying, tapi juga menjadi pelaku. Ada banyak penyebab anak jadi pelaku bullying. Apa yang harus Mama & Ayah lakukan jika anak menjadi pelaku bullying? 

Apa Itu Bullying dan Jenis-Jenisnya? 

Bullying merupakan tindakan menyakiti, disengaja, dan dilakukan berulang. Secara garis besar, bullying dikategorikan dalam empat jenis, yakni fisik, verbal, relasional, dan cyberbullying. 

  • Bullying fisik memberikan bekas luka fisik, seperti mendorong, mencekik, mengikat, hingga memukul. Bullying fisik juga bisa dilakukan secara tak langsung, seperti merusak barang korban.
  • Bullying verbal dapat menyebabkan luka emosi yang dilakukan secara lisan, seperti menghina, mengejek, dan menyindir. Meskipun tak meninggalkan bekas, jenis ini termasuk pelecehan yang ditargetkan dan dapat berujung pada tindakan kekerasan fisik. 
  • Relasional atau bullying secara sosial tidak mudah dideteksi, tapi ada niat penindasan terselubung. Tujuannya untuk merusak reputasi seseorang, seperti menyebarkan gosip, mempermalukan depan umum, hingga sikap mengucilkan. 
  • Sementara cyberbullying kerap terjadi di media sosial atau platform lain. Dilakukan secara online atau tanpa tatap muka. Contohnya, mengirim teks, email, atau gambar berisi mengancam, mengucilkan pertemanan online, menggunakan foto dan informasi pribadi korban, hingga revenge porn. 

BACA JUGA: Ini Cara Mengajarkan Pendidikan Seksualitas Pada Anak

Apa yang Harus Dilakukan Saat Anak Jadi Pelaku Bullying

Anak Jadi Pelaku Bullying
Sumber: freepik

Rasanya memang sedih banget ya, Mah, Yah, kalau anak yang sudah kita besarkan dengan baik ternyata menjadi pelaku bullying. Kalau ini terjadi pada anak, jangan langsung memarahi anak. 

Ada beberapa hal yang perlu Mama & Ayah lakukan. 

Bersikap Objektif

Jangan langsung bersikap gegabah. Kumpulkan dulu informasi dari berbagai pihak mengenai kejadian yang sebenarnya. Jangan defensif jika anak dilaporkan sebagai pelaku. Terkadang, ego kita sulit mengakui anak tukang bully. 

Tapi, baik Mama & Ayah pasti setuju jika perilaku intimidasi dan bullying adalah perbuatan salah. Saat ada pihak yang melaporkan anak, hal tersebut punya niat baik. 

Lihatlah masalah ini sebagai hal yang serius. Jika memang anak terbukti salah, minta mereka untuk meminta maaf. 

Menjadi Pendengar yang Baik untuk Anak

Selesaikan masalah dengan anak secara sehat. Jangan langsung judge sikap anak–meskipun kita mengakui itu tindakan salah. Tetap menjadi pendengar yang baik. Namun, tetap tunjukkan rasa empati kepada korban bullying. 

Karena apapun alasannya, kasus bullying tetap tidak diperbolehkan.

Menyadari jika anak memang telah melakukan kejahatan kepada orang lain. Terima dan tidak membenarkan sikap anak. Anak bisa belajar jika sikapnya merugikan fisik atau mental orang lain. 

Jangan Ikut Mem-bully

Kasus perundungan kebanyakan terjadi di lingkungan sekolah. Tak jarang, pertemuan antar-orang tua berbuntut pada mereka yang jadi saling bully. Orang tua korban pasti tak terima anak mendapat perlakuan buruk. 

Sedangkan, di sini kita sebagai orang tua pelaku tak sadar mengeluarkan defence mechanism. Hindari kalimat “Namanya juga anak-anak. Wajar lah.” atau “Itu cuma bercanda. Yang penting nggak luka, kan?”

Hal tersebut hanya mencederai korban dan orang tua korban. Sikap seperti ini justru mempertegas apa yang dilakukan anak tidak berdampak buruk–mereka bisa mengulang kesalahan lagi. 

Intropeksi Diri Ayah & Mama

Setelah mengetahui anak jadi pelaku bullying di sekolah atau lingkungan lain, coba untuk intropeksi diri kita sebagai orang tua. 

Dilansir dari TikTok Parentalk_id, Psikolog Klinik Monica Sulistyawati, M.Psi menyebutkan jika perilaku bullying timbul dari cara pengasuhan. Anak kerap bingung perilaku orang tua yang permisif atau otoriter. 

“Pelaku bully seringkali dari keluarga yang mengabaikan saat anak melakukan anak kesalahan, seperti tidak ditegur atau konsekuensi. Atau justru konsekuensi yang diberikan terus-menerus berupa hukuman fisik atau verbal yang tujuannya untuk merendahkan anak. Misalnya mengungkit dan menceritakan kesalahan anak di depan umum.”

Evaluasi Kondisi di Rumah 

Lihat kembali, bagaimana pola asuh Mama & Ayah selama ini. Seperti pada poin sebelumnya, apakah Ayah & Mama sudah menerapkan disiplin selama ini saat anak melakukan kesalahan? 

Apakah mereka mendapatkan contoh ekspresi emosi yang kurang tepat dari kita? Atau justru anak menjadi korban bully di rumah. 

Cek kembali apa saja tontonan dan permainan anak di rumah. Apakah mengandung kekerasan? Perhatikan juga dengan siapa saja anak berteman/bergaul.

Dan pastinya, hal paling penting saat anak jadi pelaku bullying adalah orang tua bisa tetap tenang dalam menghadapi situasi ini. Kolaborasi dengan sekolah untuk menyelesaikan masalah ini. 

Selalu dampingi anak-anak agar konflik tidak melebar. Jika perlu hubungi bantuan professional seperti psikolog anak untuk mengatasi masalah ini karena fokus menyelesaikan masalah anak kita adalah hal paling penting. 

Tags

Related Post

1 thought on “Anak Jadi Pelaku Bullying, Apa yang Harus Kita Lakukan? ”

  1. Pingback: Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua Jika Anak Jadi Saksi Bullying - DailyParents ID

Leave a Comment